LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
DASAR
ARGENTOMETRI
TGL
PERCOBAAN:
A.
Ziyad
Arzaqi
NPM: 201210448
JURUSAN TEKNOLOGI
LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI
TEKNOLOGI SAPTA TARUNA
I.
PRINSIP
PERCOBAAN: Reaksi Netralisasi
II.
REAKSI:
titrasi yang menggunakan garam argentum
nitrat (AgNO3) sebagai larutan standard. Dalam titrasi argentometri, larutan
AgNO3 digunakan untuk menetapkan garam-garam halogen dan sianida karena kedua
jenis garam ini dengan ion Ag+ dari garam standard AgNO3 dapat memebentuk suatu
endapan atau suatu senyawa kompleks sesuai
III.
TEORI:
Argentometri adalah suatu proses titrasi
yang menggunakan garam argentum nitrat (AgNO3) sebagai larutan standard. Dalam
titrasi argentometri, larutan AgNO3 digunakan untuk menetapkan garam-garam
halogen dan sianida karena kedua jenis garam ini dengan ion Ag+ dari garam
standard AgNO3 dapat memebentuk suatu endapan atau suatu senyawa kompleks
sesuai dengan persamaan reaksi berikut ini :
NaX +
Ag+ Û AgX
+ Na+ ( X = halida )
KCN +
Ag+ Û AgCN
+ K+
KCN +
AgCN Û K{Ag(CN)2}
Argentometri
termasuk salah satu cara analisis kuantitatif dengan sistem pengendapan. Cara
analisis ini biasanya dipergunakan untuk menentukan ion-ion halogen, ion perak,
ion tiosianat serta ion-ion lainnya yang dapat diendapkan oleh larutan
standardnya. Titrasi argentometri terbagi menjadi beberapa metode penetapan
disesuaikan dengan indicator yang diperlukan dalam penetapan kadar yaitu :
Metode
Mohr
Atau
nama lainnya metode dengan pembentukan endapan berwarna. Dalam cara ini, ke
dalam larutan yang dititrasi ditambahkan sedikit larutan kalium kromat (K2CrO4)
sebagai indikator. Pada akhir titrasi, ion kromat akan bereaksi dengan
kelebihan ion perak membentuk endapan berwarna merah dari perak kromat, dengan
reaksi :
CrO42- +
2Ag+ Û Ag2CrO4
Contoh
Hasil titrasi menggunakan metode Mohr
Konsentrasi
ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan
larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama
proses titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat encer.
Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik
akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator membentuk endapan coklat
kemerahan Ag2CrO4 (lihat gambar). Prosedur ini disebut sebagai titrasi
argentometri dengan metode Mohr.
Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
Ag+(aq)
+ Cl-(aq) -> AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq)
+ CrO42-(aq) -> Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
Metode
Volhard
Atau
nama lainnya metode dengan cara pembentukan ion kompleks berwarna. Dalam cara
ini, larutan standard perak nitrat ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan
analit, kemudian kelebihan ion perak dititrasi dengan larutan standard amonium
atau kalium tiosianat dengan menambahkan
ion feri (Fe3+) sebagai indikator. Pada akhir titrasi, ion feri akan
bereaksi dengan kelebihan ion tiosianat memebentuk ion kompleks {Fe(SCN)6}3-
yang berwarna coklat.
X +
Ag+ Û AgX
+ Ag+ sisa
Ag+
sisa + SCN- Û
AgSCN
Fe3+ +
6 SCN- Û {Fe(SCN)6}3-
Metode
Fajans
Atau
nama lainnya metode dengan menggunakan indikator adsorpsi (metode Fajans).
Titik akhit titrasi dalam titrasi dengan cara ini ditandai dengan berubahnya
warna endapan AgX sebagai akibat dari adanya adsorpsi endapan AgX terhadap
pereaksi pewarna yang ditambahkan. Indikator yang sering digunakan adalah
fluorescein dan eosin.
Indikator
adsorbsi merupakan pewarna, seperti diklorofluorescein yang berada dalam
keadaan bermuatan negative dalam larutan titrasi akan teradsorbsi sebagai
counter ion pada permukaan endapan yang bermuatan positif. Dengan terserapnya
ini maka warna indicator akan berubah dimana warna diklorofluorescein menjadi
berwarna merah muda. Mekanisme teradsorbsinya indicator ini ditunjukkan oleh
gambar berikut ini:
IV.
PERALATAN
YANG DIGUNAKAN:
1.
Neraca analitis
2.
Labu ukur 250ml; 100ml
3.
Gelas ukur 100ml
4.
Botol semprot 500ml
5.
Pipet gondok 25ml; 10ml
6.
Pipet ukur 1ml
7.
Batang pengaduk
8.
Beaker glass
9.
Corong gelas
10.
Labu Erlenmeyer
11.
Pipet filler
12.
Alat titrasi; Statip;
Buret kaca 50ml
V.
BAHAN
KIMIA YANG DIBUTUHKAN
1.
Aquadest
2.
Larutan NaCl
3.
AgNO3
4.
Indikator K2CrO4
5.
Sampel Cl-
6.
Sampel Br-
7.
Larutan HNO3
8.
Indikator Ferri Amonium
Sulfat
9.
Indikator Flouresceince
VI.
CARA KERJA
1. Pembuatan
larutan NaCl 0,015 N sebanyak 100 ml
a. Timbang
NaCl seberat 0,0876
b. Larutkan
dengan aquadest sampai tanda dibatas dilabu ukur 10 ml
c. Tambahkan
aquades sampai tanda batas
d. Tutup
labu ukur
e. Aduk
larutan dengan cara membolak-balik labu
2. Standarisasi
larutan AgNO3 (cara Mohr)
a. Pipet
10 ml larutan baku NaCl
b. Tambahkan
1 ml indicator K2CrO4
c. Titrasi
dengan larutan AgNO3 (kocok kuat terutama saat mendekati equivalen sampai
terbentuk endapan merah bata)
3. Penentuan
Cl- cara Volhart
a. Pipet
10 ml sampel, masukan ke dalam labu Erlenmeyer
b. Tambahkan
5 ml larutan HNO3 6 N
c. Tambahkan
40 ml larutan AgNO3 dari buret
d. Saring
endapan yang terbentuk
e. Cuci
endapan dengan HNO3 encer
f. Filtrasi
dan air cucian di tampung menjadi satu di dalam labu
g. Tambahkan
1 ml indicator ferri amonim sulfat
h. Titrasi
dengan KCNS hingga terbentuk warna merah samar.
4. Penentuan
Cl- cara fajans
a. Pipet
10 ml NaCl masukan ke dalam beaker gelas
b. Tambahkan
3-5 tetes indicator flourescince
c. Titrsi
dengann larutan AgNO3, endapan AgCl (berwrna putih) menggumpal kira-kira 1%
sebelum titik akhir
d. Titrasi
dilanjutkan dengan meneteskan AgNO3 perlahan sambil kocok kuat sampai terbentuk
endapan warna kemerah-merahan
5. Penentuan
Br- cara Volhart
a. Pipet
10 ml Br-, masukan kedalam labu Erlenmeyer
b. Tambahkan
5 ml asam HNO3 6N
c. Tambahkan
0,5 ml indicator ferri ammonium sulfat
d. Tambahkan
40 ml larutan AgNO3 1 N
e. Titrasi
dengan larutan KNS- sampai timbul warna merah darah (samar)
f. Larutan
duplo/triplo, hitung rata-rata ml titran dan masukan ke dalam perhitungan
6. Standarisasi
larutan KCNS
a. 10
ml larutan AgNO3 dari buret, masukan kedalam labu Erlenmeyer
b. Tambahkan
1 ml indicator ferri ammonium sulfat
c. Titrasi
dengan larutan standar KCNS sampai timbul warna merah darah (samar)
d. Lakukan
duolo/tripl, hitung rata-rata ml titran masukna ke dalam perhitungan
VII.
DATA
PENGAMATAN
1. Data
Hasil Penimbangan
a. Penimbangan
Berat
kertas kosong = 0,2966 gram
Berat kertas +
zat =
0,3842 gram +
Berat
Zat = 0,0876 gram
PERCOBAAN
|
NaCl
|
AgNO3
|
KCNS
|
SAMPEL
|
||||
gr
|
V1(ml)
|
V2(ml)
|
Rata-rata
|
V5(ml)
|
Rata-rata
|
Cl-
V6
|
Br-V3
|
|
Standarisasi
AgNO3
|
0,0876
|
10
|
10,5
|
|
|
|
|
|
|
10
|
10,4
|
10,45
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
Standarisasi
KCNS
|
|
|
10
|
|
11
|
|
|
|
|
|
10
|
|
10,9
|
10,95
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
Cl-
cara fajans
|
|
|
10,3
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cl-
cara volhart
|
|
|
|
|
30,4
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Br-
cara Volhart
|
|
|
|
|
29,8
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
VIII.
PERHITUNGAN
1) Menghitung
berat NaCl
M x BE x Vol= 0,015x
58,43x 0,1 = 0,0876 gram
2) Menghitung
volume KCNS
V = N
.VOL = 0,015 x 250 = 7,5
1
0,5
3) Perhitungan
Standarisasi AgNO3
N5 = 10 x 0,015
= 0,0,0143 mol/L
10,45
4)
Perhitungan
Standarisasi KCNS
N5 = V2 N5
= 10 x 0,0143 =
0,0131 mol/L
V5 10,95
5)
Penentuan
Cl- cara fajans
V6.N6 = V2.N2
N6 = V2 N2
= 10,3 x 0,0143 = 0,0147 mol/L
10 10
6)
Penetuan
Cl- cara Volhart
M grek AgNO3 = (m grek KCNS + m grek Br-)
NCl- (N6) = (40 x N2) – (V5N5)
10
= (40 x 0,0143) – (30,4 x 0,0131)
10
= 0,0572 – 0,3982 =
0,0174 m
10
7)
Penentuan
Br- cara Volhart
M grek AgNO3 = (grek KCNS + m grek Br-)
M grek Br- = (m
grek AgNO3 – m grek Br-)
N Br- (N7) = (40
x N2) – (V5N5)
10
= (40 x0,0143) –
(29,8 x 0,0131)
10
= 0,572 – 0,3904 = 0,0182
10
IX.
KESALAHAN STANDARASASI
- %
Kesalahan standarisasi dari AgNO3
0,015 – 0,0143 x 100% = 4,7%
0,015
- %
Kesalahan standarisasi KCNS
0,015 – 0,0131 x 100% = 12,6%
0,015
X.
KESIMPULAN
Argentometri merupakan titrasi
pengendapan dengan larutan standart AgNO3. Dandalam argentometri ini metode
yang digunakan ada tiga, yaitu : metode Fajans(Indikator Arbsorpsi), metode
Mohr (pembentukan endapan warna), metode Volhard (penentuan zatwarna yang mudah
larut). Metode Mohr, ion kromat bertindak sebagai indikator yang banyak
digunakan untuk titrasi argentometri ion klorida dan bromida. Titik akhir
titrasi dalam metodeini ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata dari
perak kromat. Metode Volhardmenggunakan larutan standar ion tiosianat untuk
mentitrasi ion perak: Ion besi(III) bertindak sebagai indikator yang
menyebabkan larutan berwarna merah dengan sedikit kelebihan iontiosianat.
Metode Fajans menggunakan indikator suatu senyawa organik yang dapat diserap
pada permukaan endapan yang terbentuk selama titrasi argentometri berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar